Rabu, 25 Maret 2009

Tertidur di kelas???


Sering Tertidur Berisiko Tinggi Stroke
16-03-2009

Pernah melihat kakek atau nenek tertidur begitu saja pada siang ketika menonton televisi atau saat berkumpul di ruang keluarga? Untuk orang lanjut usia (lansia) seperti mereka, fenomena itu mungkin dapat dimaklumi mengingat kondisi fisik yang sudah menurun.

Meski begitu, jika frekuensi tertidur seperti itu terbilang sering, justru harus diwaspadai. Menurut penelitian para ahli di Amerika Serikat, lansia yang mengalami kesulitan untuk tetap terjaga saat siang berisiko terkena stroke.

Seperti yang dilaporkan Reuters, lansia yang kerap tidur siang memiliki risiko empat kali lebih besar untuk terkena stroke. Para peneliti juga menemukan risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung dan penyakit pembuluh darah jantung pada lansia yang terkantuk-kantuk saat siang tanpa melakukan kegiatan apa pun.

"Bahkan, setelah kami mengontrol sejumlah faktor, seperti darah tinggi, diabetes, kelebihan berat badan, dan aktivitas fisik, lansia yang tertidur siang umumnya mengalami serangan stroke," papar Bernadette Boden Albala dari Columbia University di New York.

Dalam riset itu, Albala beserta timnya melibatkan 2.153 lansia dengan kisaran usia 73 tahun. Riset mencatat bahwa risiko stroke 2,6 kali lebih tinggi di antara lansia yang kadang-kadang tidur siang dibandingkan dengan lansia yang tidak tidur siang. Sementara itu, para lansia yang hampir setiap hari tidur siang berisiko 4,5 kali lebih tinggi.

Riset yang juga dibahas pada konferensi American Stroke Association di New Orleans itu adalah yang pertama menelaah hubungan antara tidur siang dan gangguan pembuluh darah jantung yang dapat menimbulkan stroke.

Penelitian lainnya juga menemukan bahwa lansia yang mengalami gangguan tidur dan mengalami kondisi berhentinya pernapasan berisiko tinggi terkena stroke.

Boden Albala dalam penelitiannya melibatkan pria dan wanita hispanik (keturunan Spanyol) di atas usia 40 tahun yang menetap di Kota New York dan tak ada satu pun di antara mereka yang terkena serangan stroke.

Para peneliti menanyakan seberapa sering mereka tertidur dalam situasi tertentu. Misalnya, saat menonton televisi, duduk tenang setelah makan siang tanpa mengonsumsi minuman beralkohol, dan saat menunggu lampu lalu lintas.

Sebanyak 44 persen mengatakan, mereka tidak tertidur sama sekali, 47 persen tertidur untuk waktu pendek, 9 persen tertidur pulas. Setelah berselang 2,5 tahun, Albala dan rekan-rekan kembali memeriksa berapa banyak yang terkena stroke atau penyakit gangguan pembuluh darah jantung, misalnya serangan jantung.

Mereka menemukan 40 di antaranya mengalami stroke dan 127 lainnya mengalami penyakit gangguan pembuluh darah jantung. Para peneliti menemukan, para lansia yang mengalami kesulitan paling hebat untuk tetap terbangun pada siang mengalami risiko stroke paling tinggi. Namun, kejutan yang paling besar adalah pada kelompok lansia yang masuk kelompok moderat.

\'\'Kami juga menemukan kelompok ini memiliki risiko sebesar 2,5 kali lebih tinggi terkena stroke dan sekitar 60 persen mengalami risiko akibat gangguan pembuluh darah jantung," kata Albala.

Albala mengakui, pihaknya belum dapat menjelaskan penyebab kantuk saat siang atau hubungannya dengan gangguan tidur serta meningkatnya risiko terkena stroke "Apa kaitannya antara faktor-faktor kondisi tersebut, kami harus menyelidiki lebih jauh," ungkapnya

sumber : jawapos.co.id

Tidak ada komentar: